CONTOH ANEKDOT
PELAMAR KERJA Oleh: Iing Merillarosa K.W Suatu pagi, Beni melamar pekerjaan pada salah satu perusahaan ternama di Kota Jakarta. D...
PELAMAR KERJA
Suatu pagi, Beni melamar pekerjaan pada
salah satu perusahaan ternama di Kota Jakarta. Dia berpakaian dengan sangat rapi,
berharap agar mendapat nilai tambah saat menghadap calon atasannya itu. Setelah
berpakaian, Beni berangkat menggunakan busway.
Suasana di dalam busway sangat ramai,
bahkan Beni tidak mendapatkan tempat duduk. “Sudah berdiri, desak-desakan,
panas lagi”, pikir Beni. Beni mulai gerah dan badmood.
Ketika sampai di halte yang berada tapat
di dekat perusahaan tujuannya, banyak orang yang turun dari busway, termasuk
Beni. Karena suasana hati Beni yang sedang buruk, tak sengaja ketika ada
seorang pria menyenggol bahu Beni dengan cukup keras, Beni geram, “Wooy,
ati-ati dong! Udah tahu kalau busnya rame antri bentar bisa kan pak?” kata Beni
ketus. “Maaf, saya tidak sengaja, saya sedang terburu-buru”, kata pria yang
menyenggol bahu Beni. “Buru-buru sih buru-buru, emang bapak pikir gak sakit
apa? ” jawab Beni. “Sekali lagi saya minta maaf, permisi”, kata pria itu sambil
berlalu pergi. Beberapa detik kemudian Beni juga turu dari busway.
Terlihat banyak sekali orang-orang yang
akan melamar pekerjaan. Mereka menunggu panggilan di ruang tunggu. Beberapa
detik kemudian Beni dipanggil untuk menghadap manager. “Took..took..took” Beni mengetuk pintu ruangan manager. “Masuk” kata
sang manager. Beni pun masuk. “Permisi pak, saya ingin melamar pekerjaan”, kata
Beni sopan. Sang manager sedang sibuk menanda tangani dokumen. Setelah selesai,
sang manager menyuruh Beni duduk.
Dan disaat ketika Beni melihat wajah
sang manager, Beni sangat kaget. Manager itu adalah orang yang sama dengan
orang yang dimarahinya ketika di busway. Beni sangat menyesal dengan sikapnya itu.
Sang manager juga kaget. Dia tahu jika
Beni adalah orang yang telah memarahinya. Sang manager merasa agak kesal
melihat Beni karena kata-kata tidah sopan yang telah diucapkan Beni. Akhirnya
manager itu berkata , “Terima kasih karena telah mencoba untuk melamar
pekerjaan di perusahaan ini”, kata sang manager sambil menunjuk arah pintu.
Dengan kecewa Beni keluar dari ruangan
itu. Dia sama sekali tidak menyangka jika orang yang dimarahinya saat di busway
itu seorang manager.